Palembang (ANTARA News) - Tim rekonsiliasi PSSI menyambangi manajemen Sriwijaya Football Club di Palembang, Senin, untuk mengirimkan surat ajakan bergabung ke Liga Prima Indonesia setelah ada ancaman dari  FIFA.

Selain mengirimkan surat, tim rekonsiliasi kepada klub-klub pembangkang PSSI itu juga bertukar pikiran mengenai kisruh yang melanda organisasi itu sehingga membuat SFC beralih ke kompetisi Liga Super Indonesia (LSI).

Tim yang terdiri dari Direktur Legal R Fananta Rudi, Komite Bidang Strategi Farid Mubarak, dan Komite Media Wariyantoro, melakukan pertemuan tertutup di Hotel Swarna Dwipa Palembang dengan perwakilan manajemen SFC.

Adapun perwakilan SFC itu, Direktur Keuangan PT Sriwijaya Optimis Mandiri Augie Bunyamin dan Sekretaris PT SOM, Faisal Mursyid.

Fananta mengatakan selain untuk bersilaturrahmi, tujuannya ke Palembang dimaksudkan menindaklanjuti surat dari FIFA yang meminta segera diselesaikannya kisruh mengenai dualisme kompetisi.

Meskipun membawa surat ajakan bergabung dengan kompetisi resmi PSSI yakni Liga Prima Indonesia (LPI), tapi dia membantah bahwa tujuannya dalam rangka membujuk SFC berputar haluan dari LSI.

"Tujuannya hanya meminta pendapat SFC mengenai konflik dualisme liga ini, sekaligus menanyakan apa maunya SFC dan usulan-usulannya. Kita juga secara bersamaan mengirimkan tim ke beberapa klub LSI lainnya, untuk menemui stakeholder-stakeholder yang ada di Indonesia," kata dia.

Dia mengungkapkan, hasil dari pertemuan itu akan dilaporkan ke PSSI untuk dibahas guna mencari solusi yang terbaik atas konflik yang terjadi.

"Usulan-usulan dan strategi-strategi ini akan dibawa ke Jakarta dan dibicarakan guna mencapai tujuan menciptakan persebakbolaan Indonesia yang lebih baik," kata dia.

Sementara, Augie mengatakan pihak PSSI hanya meminta saran-saran dari klub-klub LSI untuk mengatasi konflik yang terjadi.

"Rupanya PSSI hanya meminta saran kita, tidak ada yang lain," kata dia.

Ketua Supporter Beladas (Bela Armada Sriwijaya) Korwil Simanis (Sriwijaya Mandiri Supporter), Qosoy, mengharapkan PSSI dapat mendengarkan aspirasi klub-klub yang berada di LSI.

"Saya inginkan PSSI menerapkan peraturan berdasarkan Kongres di Bali dan kalau mau ganti nama LSI menjadi LPI maka juga harus melalui kongres. Tapi mudah-mudahan rekonsiliasi ini dapat tercapai dengan baik, sebelum terjadinya KLB," kata Qusoi.

Terdapat tiga poin permintaan ataupun usulan dari SFC, yang ditandatangi Faisal Musyid selaku perwakilan manajemen SFC. Pertama, PSSI diharapkan dapat mempertemukan seluruh stakeholder-stakeholder dalam satu forum.

Kedua, meminta PSSI menelaah kembali sanksi yang dijatuhkan kepada SFC, karena pada dasarnya SFC sudah punya tim tersendiri dengan manajemen yang berbeda. Ketiga, PSSI diharapkan jangan membuat pernyataan-pernyataan yang menyudutkan klub, pengelola ISL, baik nama dan sifatnya yang bersifat pribadi, karena bisa malah memperkeruh keadaan saja.

"Tiga permintaan ini sebagai aspirasi untuk membenahi persebakbolaan di Indonesia. Dengan merangkul setiap klub LSI yang ada, maka akan didapatkan usulan-usulan yang baik sehingga kompetisi yang sekarang ini dapat berjalan sebagai mana mestinya. Perlu dicatat selama menunggu tanggapan dari PSSI dan selesainya masalah dualisme liga ini, SFC akan tetap menjalani kompetisi di LSI," ucap Augie.

Sementara, Fananta belum bisa memutuskan sikap apa yang akan diambil terkait dari permintaan SFC tersebut. Keputusannya masih akan dibicarakan dengan pengurus pusat terlebih dahulu, mudah-mudahan dalam waktu secepatnya semua pengurus PSSI bisa duduk satu meja dalam upaya rekonsiliasi ini.

"Mudah-mudahan diawal tahun 2012 sudah bisa dilakukan pertemuan bersama, mengenai kapan waktunya dan dimana, tentu masih akan ditentukan kemudian," kata dia. (ANT-039)