Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin membantah pemberitaan yang menyebutkan bahwa pembatalan PSV Eindhoven berkunjung ke Jakarta karena PSSI melanggar kontrak.

Justru PSV sendiri yang membatalkannya lantaran menolak bermain dengan tim yang diperkuat oleh pemain-pemain yang tidak ikut di kompetisi resmi di bawah federasi, kata Djohar dikutip dari Humas PSSI, Senin.

"Mereka sendiri yang membatalkanya bukan karena PSSI. Alasannya mereka tidak ingin bertanding dengan tim yang diperkuat oleh pemain di luar kompetisi resmi," kata Ketua umum PSSI.

Ditambahkan Djohar, PSSI sudah komit akan menyiapkan tim terbaik di luar ISL (Indonesia Super League) antara lain dari gabungan antara timnas U-23 dan senior.

"Jadi tidak benar kalau PSSI melanggar kontrak. Dalam kontrak tidak disebutkan harus menggunakan pemain-pemain yang sudah disebutkan pihak promotor seperti Bambang Pamungkas cs. Yang ada kita diminta menyiapkan tim terbaik, itu saja," jelasnya.

Menurut Djohar, PSV sendiri ternyata sudah mendengar soal adanya kompetisi ilegal di tubuh PSSI termasuk adanya dualisme kompetisi, setelah mendapat penjelasan dari Pelatih Timnas Indonesia Wim Risjbergen.

Pelatih asa Belanda ini pun menyampaikan dalam pertandingan persahabatan nanti PSV akan dipertandingkan dengan tim yang diperkuat Bambang Pangungkas, Safe Sali dan lainnya yang nota benenya tampil di ISL, kompetisi di luar PSSI.

"Berdasarkan informasi yang mereka dapat kemudian membatalkan kedatanganya. Pada intinya PSV tidak ingin mengambil risiko bila bertanding dengan tim yg diperkuat oleh pemain-pemain di luar kompetisi resmi," katanya sembari menambahkan dirinya sangat menyayangkan kegagalan PSV berkunjung ke Indonesia.

"Kita sangat menyayangkan atas batalnya PSV ke Indonesia. Tapi karena regulasi FIFA tidak membolehkan, mau bagaimana lagi," kata Djohar.

Dengan batalnya PSV, publik sepak bola di Tanah Air bisa melihat, bahwa regulasi FIFA terhadap liga ilegal memang cukup ketat. Untuk itulah, sangat diharapkan klub maupun pemain yang ada di ISL untuk segera kembali ke rumah, yakni PSSI.

Pasalnya lanjut Djohar, selama mereka masih memainkan kompetisi yang dilarang oleh FIFA, banyak kerugian yang akan diperoleh sepakbola Indonesia. Salah satu contoh, batalnya PSV, karena mereka tidak ingin mendapat sanksi dari FIFA. Belum lagi pemain timnas yang ada di ISL dipastikan tidak bisa membela skuad Merah Putih.