Jakarta (ANTARA News) - Pelatih Timnas U-23 Rahmad Darmawan menegaskan bahwa para pemain sepakbola tak selayaknya menerima imbas dari kekisruhan yang tengah terjadi dalam persepakbolaan nasional.

"Mereka (pemain) tidak sepantasnya menerima imbas tak bisa memperkuat tim nasional Indonesia hanya karena bermain dalam kompetisi Indonesia Super League. Ini saya kemukakan tadi dalam rapat dengan pengurus PSSI," ujar Rahmad Darmawan ketika dikonfirmasi, Senin.

Hal itu dikemukakan Rahmad Darmawan terkait dengan isu pengunduran dirinya sebagai pelatih Timnas Indonesia dan ia diminta untuk membahasnya dengan pengurus PSSI.

Semula, pertemuan antara Rahmad dengan para pengurus PSSI tersebut akan dilaksanakan di kantor Sekretariat PSSI di kawasan Stadion Utama Senayan Jakarta, namun kemudian dipindahkan ke Mess Senopati yang juga merupakan Wisma Jenggala.

Sementara kantor PSSI di SUGBK, hampir sepanjang hari dalam keadaan tertutup mengantisipasi aksi demo yang dilancarkan pendukung Persipura Jayapura.

Rahmad mengungkapkan, sepanjang dirinya masih dipercayai sebagai pelatih Timnas, ia memiliki kebebasan untuk memilih pemain berkualitas tanpa memandang dalam kompetisi apa pemain tersebut bermain.

"Kami memang sedikit berdebat mengenai hal itu. Apakah pantas kalau ada permasalahan di tubuh PSSI lantas pemain juga dipersalahkan? Padahal mereka tidak tahu apa-apa dengan persoalan di PSSI. Ini saya pertanyakan ke PSSI dan saya masih menunggu jawabannya," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, sejumlah event internasional dalam kurun tahun 2012 akan dihadapi oleh Indonesia seperti diantaranya pertandingan Pra Olimpiade, Piala Asia, dan Piala AFF 2012.

Dalam keikutsertaan Indonesia (PSSI) pada kompetisi internasional, Timnas seringkali bermaterikan pemain kombinasi antara senior dan junior, yang notabene selama ini mayoritas bermain di klub di bawah kompetisi Liga Super Indonesia (ISL).

Namun karena ISL musim 2011-2012 tetap dikelola oleh 18 klub anggota ISL di bawah naungan PT Liga Indonesia, PSSI kemudian menganggapnya sebagai kompetisi yang tidak sah karena PSSI sendiri kemudian menggelar kompetisi di bawah bendera PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) dengan kompetisi bernama Indonesian Premier League (IPL).

Sejalan dengan dualisme yang tengah melanda kepengurusan PSSI mengenai kompetisi tersebut, Rahmad Darmawan pun masih menunggu sikap PSSI lebih lanjut tentang keberadaannya (eksistensi) sebagai pelatih Timnas.

"Kalau Anda tanyakan apakah saya akan mundur atau tidak, kita harus menunggu dulu PSSI apakah kebijakannya itu suatu keputusan final atau bukan. Kalau memang benar demikian, nanti akan dapatkan sendiri jawabannya," ujar Rahmad Darmawan.

Mantan pelatih Persipura, Sriwijaya FC dan Persija Jakarta itu menambahkan, sebagai seorang pelatih maka ia merasa berhak untuk mendapatkan kebebasan memilih materi pemain sesuai dengan keinginannya dalam meracik tim.